Jumat, 11 Maret 2011

Materi Part 2

Fungsi Agama
Teori fungsionalisme melihat agama sebagai penyabab sosial yang dominan dalam terbentuknya lapisan sosial, perasaan agama, dan termasuk konflik sosial. Agama dipandang sebagai lembaga sosial yang menjawab kebutuhan mendasar yang dapat dipenuhi kebutuhan nilai-nilai duniawi. Tetapi tidak menguntik hakikat apa yang ada diluar atau referensi transendental. (istilah Tallcot Parsons)
Aksioma teori fungsional agama agama adalah segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya, karena agama sejak dulu sampai hari ini masih ada, mempunyai fungsi, bahkan memerankan sejumlah fungsi.
Seorang fungsionalis memandang agama sebagai petunjuk bagi manusia untuk mengatasi diri dari ketidakpastian, ketidakberdayaan, dan kelangkaan. Agama juga dipandang sebagai mekanisme penyesuaian yang paling dasar terhadap unsur-unsur tersebut. Agama membantu mendorong terciptanya persetujuan dan kewajiban sosial, dan memberikan kekuatan memaksa memperkuat dan mempengaruhi adat istiadat.
Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sacral, maka normanya pun dikukuhkan dengan sanksi-sanksi sacral. Dalam setiap masyarakat sanksi-sanksi sacral mempunyai kekuatan memaksa istimewa, karena hukuman dan ganjarannya bersifat duniawi dan supramanusiawi serta ukhrowi.
Fungsi agama dibidang sosial adalah fungsi penentu, dimana agama menciptakan suatu ikatan bersama, baik di antara anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka.
Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai suatu tuntunan umum untuk (mengarahkan) aktivitasnya dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.
Masalah fungsionalisme agama dapat di analisis lebih mudah pada komitmen agama. Dimensi komitmen agama menurut Ronald Robertson (1984) diklasifikasikan sebagai berikut:
  • Dimensi keyakinan, dimensi ini mengandung perkiraan atau harapan bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan mengikuti kebenaran ajaran-ajaran agama.
  • Praktek agama, praktek ini mencakup perbuatan-perbuatan memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksakan komitmen agama secara nyata.
  • Dimensi pengalaman, dimensi ini memperhitungkan fakta, bahwa semua agama mempunyai perkiraan tertentu.
  • Dimensi pengetahuan, dimensi ini dikaitkan dengan perkiraan, bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
  • Dimensi konsekuensi, dimensi ini bersumber dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan dan pembentukan citra pribadinya.

Kamis, 10 Maret 2011

Materi Part 1

HAKEKAT & RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

*Hakekat Kodrat Manusia adalah:
1. Sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa dan karsa)
2. Sebagai makhluk sosial yang terikat kepada lingkungannya, dan
3. Sebagai makhluk ciptaan tuhan.
Hakekat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya di banding makhluk lain.

*Ruang lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD), meliputi:
- Berbagai aspek kehidupan yang mengungkapkan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (he humanities), baik dari segi keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
- Hakikat manusia yan satu atau universal, tetapi beragam perwujudannya dalam kebudayaan setiap zaman dan tempat. Dalam menghadapi lingkungan alam, sosial, dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, tetapi juga ketidak seragaman, sebagaimana ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran, perasaan, dan tingkah laku.

PENGERTIAN TUJUAN ISBD

1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan mahluk social dalam kehidupan masyarakat
2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat
3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahluk social yang beradab dalam mempraktikan pengetahuan akademik dan keahliannya.

PERBEDAAN ANTARA ILMU BUDAYA DASAR DAN ILMU SOSIAL DASAR

* Ilmu Budaya Dasar diberikan pada tingkat perguruan tinggi sedangkan Ilmu Sosial Dasar diberikan pada tingkat pendidikan dasar maupun tingkat pendidikan lanjutan menengah pertama sampai menengah atas.

* Ilmu Budaya Dasar merupakan matakuliah tunggal artinya tidak memiliki kelompok mata pelajaran.

* Ilmu Budaya Dasar bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan sedangkan Ilmu Sosial bertujuan untuk pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
ISBD SEBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH SOSIAL BUDAYA.

ISBD sebagai integerasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan kosep-konsep budaya kepada mahasiswa, sehingga mampu mengkaji masalah sosial, kemanusiaan, dan budaya, sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap, kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.